Kementerian kelautan dan perikanan, dalam hal ini direktorat konservasi dan keanekaragaman hayati laut (KKHL), Ditjen PRL dan Pusat Penelitian dan Pengembagan Perikanan, BalitbangKP menggelar Workshop CITES Non-Detriment Findings (NDFs) Workshop di Kantor KKP pada tanggal 26-27 Juli 2016. Workshop ini merupakan agenda tindaklanjut pertemuan SEAFDEC sebelumnya dan berdasarkan surat dari SEAFDEC SCI300616 tanggal 30 Juni 2016 lalu.
Pertemuan ini bertujuan untuk menyiapkan dokumen NDF untuk spesies hiu dan pari yang telah masuk dalam daftar appendix 2 CITES. Workshop ini juga menjadi forum bagi seluruh negara anggota SEAFDEC dalam mengumpulkan informasi terkait CITES Species NDFs, dimana masing-masing perwakilan negara akan melakukan paparan terkait hal tersebut. Selanjutnya, hasil workshop ini akan menjadi bagian dari informasi pendukung terhadap kegiatan "sharks data collection" yang telah dilakukan selama satu tahun periode 2015-2016 oleh Indonesia dengan lokasi landing site di cilacap dan aceh, sekaligus memformulasikan suatu rekomendasi terkait pengelolaan dan pendataan Sharks NDFs yang lebih baik bagi seluruh negara anggota SEAFDEC.
Manado (29/06/2016 Indonesia berbagi pengalaman dalam merespon fenomena pemutihan karang kepada delegasi negara anggota United Nations Environment Programme (UNEP) yang hadir dalam side event yang berjudul “coral bleaching: challenges and roadmap to address the phenomenon”. Side event coral bleaching mengambil tempat di Ruang Theatre, Gedung the Coral Triangle Information and Learning Center (CTI-LC), dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2016 di sela-sela pertemuan konsultasi implementasi resolusi pengelolaan berkelanjutan terumbu karang, di Manado, Sulawesi Utara.
Manado (09/06/2016). Dalam rangka peringatan Coral Triangle Day tahun 2016, lebih dari 40 orang perwakilan dari berbagai instansi dan pemangku kepentingan serta ahli dalam pengelolaan terumbu karang hadir dan berdiskusi dalam Workshop Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Pemutihan Karang pada tanggal 9 Juni 2016 di Manado, Sulawesi Utara. Workshop yang penyelenggaraannya merupakan kerjasama dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (Dit.KKHL), Ditjen Pengelolaan Ruang Laut dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, Badan Litbang KP ini mengambil tempat di Gedung Sekretariat Regional Coral Triangle Initiative di Manado.
Dalam rangka pembentukan jejaring kawasan konservasi perairan (KKP) di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Jejaring Kawasan Konservasi Perairan, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, bekerjasama dengan Yayasan WWF Indonesia, TNC Indonesia dan WCS Indonesia pada tanggal 7 Juni 2016 bertempat di Hotel Morrissey, Jakarta telah mengadakan pertemuan koordinasi “Inisiasi Jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Ekoregion Sunda Kecil (Lesser Sunda)”.
Pertemuan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Kementerian/Lembaga, Instansi dan Mitra Kerja NGO terkait di tingkat pusat dan daerah, yaitu: Kemenko Maritim, Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP, Ditjen Perikanan Tangkap, KKP, Ditjen PSDKP, KKP, Dinas KP Provinsi Bali, Dinas KP Provinsi Maluku, Bappeda Provinsi NTB, Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Setjen KKP, BKSDA Provinsi NTB, BKKPN Kupang, BPSPL Denpasar, Yayasan WWF Indonesia, TNC Indonesia, CI Indonesia, Coral Triangle Center, Yayasan Terangi, WCS Indonesia, dan GIZ Indonesia.
Pertemuan menyepakati rumusan yang perlu segera ditindaklanjuti untuk mempercepat proses pembentukan jejaring KKP di ekoregion Sunda kecil (Lesser Sunda), sebagai berikut:
Sumber:Subdit Kemitraan dan Sarana Prasarana KonservasiDirektorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati LautDitjen Pengelolaan Ruang LautEmail: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. /This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. P/F: 021-3522045
Dugong (Dugong dugon) merupakan jenis mamalia laut yang dilindungi dan merupakan salah satu spesies dari 20 spesies prioritas yang menjadi target penting Kementerian Kelautan dan Perikanan. Keberadaan dugong mempunyai korelasi yang kuat dengan keberadaan ekosistem lamun dan mempunyai penyebaran geografis yang cukup luas. Populasi dugong diperkirakan terus mengalami penurunan, termasuk di Indonesia yang disebabkan oleh kerusakan dan degradasi padang lamun serta kematian dugong akibat (bycatch) kegiatan perikanan dan perburuan oleh masyarakat.
Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
________________________________________________________________
Gedung Mina Bahari III, Lantai 10
Jl. Medan Merdeka Timur, Nomor 16
Jakarta 10110, Kotak Pos 4130
Telepon : (021) 3522045, Ext. 6104,
Faksimile : (021) 3522045
Email : info.kkji@gmail.com